Penyelesaian Konflik



Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik.  Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan ketika kita menyelesaikan konflik 1. Persuasi : Kita membujuk pihak lain yang berkonflik dengan kita agar setuju dengan pendapat kita.  2. Menunda : Tidak melakukan apapun dan berharap konflik tersebut akan selesai dengan sendirinya 3. Pemecahan Masalah : Pihak yang berkonflik berdiskusi untuk menemukan titik temu 4. Menyerah : Kita menyerah begitu saja terhadap pendapat / solusi pihak lain 5. Memaksakan solusi : Kebalikan dari menyerah, kita memaksakan kehendak kita 6. Tawar - Menawar : Sangat sering kita jumpai pada saat istri kita menawar harga ketika ke pasar 7. Arbitrasi : Pihak yang berkonflik menunjuk pihak ketiga untuk membuat keputusan seperti di pengadilan. 8. Negosiasi : Pihak yang berkonflik menyesuaikan posisi masing-masing dengan saling tukar menukar (barter) isu

saya akan ceritakan suatu case sederhana.
Tanpa disangka-sangka saya memenangkan undian liburan gratis ke RAJA AMPAT ya benar RAJA AMPAT utk 1 orang selama 8 hari 7 malam dgn semua akomodasi, transport dan lain2 semuanya free. Tanggal sudah ditentukan oleh pihak sponsor dan tidak bisa berubah. Selain itu ada offered lain yg luar biasa yaitu, pada tanggal yang ditentukan Yanni - Musisi New Age favorit saya juga sedang mengadakan konser di sana dan saya pun diberikan kesempatan untuk datang ke konser tersebut secara FREE dan mendapat kursi VIP. Sungguh suatu kesempatan yang langka, dan bisa jadi one time opportunity in my life. Karena tanggal dan lain2 sudah ditentukan, saya kemudian mengecek kalendar saya dan WOW Luar biasanya selama selang waktu tersebut saya FREE. Akhirnya mimpi utk menikmati RAJA AMPAT dan segala keindahannya segera terwujud. Saya pun dengan segera bercerita kabar ini ke istri tercinta. Ketika saya ceritakan ke istri mengenai kabar tersebut dgn bersemangat tiba-tiba istri saya hanya bilang Daddy ga bisa pergi. What...??? Saya coba bertanya lg dan jawabannya msh tetap sama Daddy ga bisa pergi. Ternyata saya hanya melihat "working calendar" tanpa melihat "family calendar". Di tanggal yg sama tersebut ternyata bersamaan dgn penambahan kamar utk anak dan pengerjaan wall paper utk dinding rumah dan saya sudah berjanji ke istri utk tinggal di rumah dan mengawasi pekerjaan tersebut.

Karena istri saya tidak mengijinkan saya pergi dan kesempatan one time opportunity tersebut sangat sayang untuk dilewatkan, berikut ini adalah beberapa opsi yang dapat saya pilih 1. Merayu istri saya untuk mengijinkan saya berangkat, jika perlu menggunakan data dan fakta. Tapi apakah istri saya mau untuk saya bujuk? 2. Mencari jalan keluar lain seperti memundurkan jadwal, memanggil rekanan untuk membantu mengawasi dan mencari jalan keluar lain. Tapi pendekatan ini hanya bisa dipakai jika kita mempunyai sudut pandang yg sama terhadap masalah. Untuk saat ini istri saya menganggap bahwa keinginan saya untuk pergi bukanlah menjadi masalah untuk dia 3. Mengalah dan tidak jadi pergi. Akhirnya saya yg harus puas menonton konser dan keindahan alam Raja Ampat melalui youtube. 4. Liburan yang sedianya 8 hari dijadikan 5 hari saja jadi masih ada sisa 3 hari dengan istri. Tapi baik istri dan saya tidak mendapatkan sesuatu sesuai harapan 5. Saya tetap berangkat dengan segala konsekuensinya. Bisa jadi ketika saya pulang, baju2 saya sudah ditempatkan di luar rumah hehehehe 6. Saya memanggil mertua untuk mengambil keputusan, tapi apakah saya siap jika keputusannya lebih memihak kepada istri saya? 7. Saya akan menjanjikan dia untuk membawakan mutiara khas papua sebagai imbalan diperbolehkan pergi, karena saya tahu istri saya sangat tertarik dan menginginkan mutiara tersebut sejak lama Melihat dari 7 jenis pendekatan tersebut, langkah ke 7 adalah langkah yang paling realistis untuk saya ambil agar apa yang jadi keinginan saya bisa terpenuhi dan langkah ini adalah essensi dari Negosiasi, yaitu GIVE SOMETHING TO GET SOMETHING - TRADE.

Tapi apakah setiap ada konflik kita harus melakukan negosiasi? Menurut pendapat saya, saya akan coba melakukan langkah ke 1 terlebih dahulu karena ini tidak mengeluarkan cost. Jika tidak berhasil saya akan mencoba langkah ke 2 yaitu problem solving, tapi jika masih tidak bisa juga baru saya akan melakukan negosiasi.

NEGOSIASI hanya dilakukan ketika langkah ke 1 dan ke 2 gagal, dan seringnya itu adalah masalah besar yang mempunyai cost implikasi besar jika tidak segera diselesaikan Jadi apa pilihan anda?


About the Author

Handito Aji Saroso 


Handito is highly talented and well experienced Senior Level Management person who has background career in operation for some Fortune 500 companies, big 4 consulting, and also being part of Executive Management Level with a lot of exposure on strategy development & execution, business development, commercial negotiation and operational improvement . 


He is certified of Business Management, Black Belt Six Sigma and Lean Manufacturing Expert with experience more than 10 years in hands on and manage Business and Improvement Project in various function from HR, Manufacture, Sales, Finance, Supply Chain, and Safety and deliver million dollar business impact



Area of expertise : Business Development, Commercial Negotiation, Strategic Planning and Execution, Operational Improvement



Comments

Popular posts from this blog

Why make change stick is big challenge (part 3)?

Customer Experience Transformation

Haggling is not Negotiating